Vaksinasi atau imunisasi adalah salah satu cara terbaik untuk
memastikan anak Anda tetap sehat dan terlindung dari ancaman penyakit.
Namun, banyak orangtua khawatir apakah pemberian vaksin cukup aman jika
sang buah hati mengalami pilek, alergi, dan kondisi medis lainnya.
Nyatanya,
hampir seluruh imunisasi aman bagi kebanyakan anak-anak. Namun, ada
beberapa alasan yang mungkin masuk akal bagi para orangtua untuk menunda
atau bahkan tidak memberi vaksinasi kepada anak. Untuk keamanan,
konsultasikan kepada dokter anak, manakah di antara alasan-alasan di
bawah ini yang relevan dengan anak Anda.
1. Mengalami reaksi parah terhadap vaksin sebelumnya
Salah
satu alasan utama untuk menghindari vaksinasi bagi anak adalah reaksi
alergi yang parah terhadap vaksin sebelumnya. Demikian menurut Robert W
Frenck, Jr, MD, profesor kesehatan anak di Cincinnati Children Hospital
Medical Center, Ohio.
Reaksi-reaksi alergi "Hampir tidak pernah
terjadi," kata Dr Frenck, tetapi yang muncul bisa berupa gatal-gatal,
kesulitan bernapas, atau penurunan tekanan darah. Reaksi serius lain,
seperti demam tinggi, sakit kepala, dan kebingungan, juga termasuk kasus
langka yang dilaporkan.
2. Alergi telur
Vaksin
untuk flu dan virus campak dibuat dalam telur ayam. Namun, pemberian
vaksin tersebut masih bisa diberikan kepada anak Anda, bahkan jika ia
mengalami alergi telur.
"Salah satu cara untuk memberikan vaksin
flu kepada anak-anak yang alergi terhadap telur adalah dengan
memberikannya dalam dosis yang kecil," kata dr Andrew Hertz, MD,
spesialis anak dari University Hospital Rainbow Babies & Children
Hospital, di Cleveland.
Komite Penasihat untuk Progam Imunisasi di
AS baru-baru ini merekomendasikan bahwa orang dengan alergi telur boleh
mendapatkan vaksinasi flu. Studi telah mencatat bahwa orang-orang
bahkan dengan alergi telur tidak mengalami reaksi terhadap vaksin,
mungkin karena jumlah protein telur di dalamnya sangat kecil.
3. Demam tinggi
"Jika
anak Anda mengalami demam di atas 38,5 derajat celcius, konsultasikan
kepada dokter apakah Anda harus menunda vaksinasi," saran dr Hertz.
"Anda tidak akan tahu jika demam merupakan efek samping dari vaksin,"
kata dr Hertz. Namun ia menyarankan, jika Anda menunda vaksinasi karena
demam, ingatlah untuk menjadwal ulang.
4. Asma
Anak-anak
dengan asma atau mengalami gangguan kondisi paru-paru lainnya harus
menjadi orang yang terdepan untuk mendapatkan vaksinasi flu setiap
tahunnya. Pasalnya, flu bisa menjadi masalah besar bagi mereka dengan
gangguan kesulitan bernapas.
Namun, Anda harus menghindari jenis
vaksin flu nasal (vaksin yang disemprotkan) karena vaksin tersebut
mengandung virus hidup; tidak seperti vaksin yang disuntik, yang
merupakan virus mati. "Ini mungkin akan menyebabkan serangan asma," kata
dr Hertz.
5. Steroid dosis tinggi
Jika
anak Anda menggunakan kortikosteroid dosis tinggi (yang mematikan reaksi
kekebalan terlalu aktif), Anda harus menghindari vaksin virus hidup,
termasuk vaksin flu nasal, rotavirus, MMR, varisela (cacar air), dan zoster (herpes), sampai beberapa minggu setelah ia berhenti memakai steroid.
Menurut
dr Frenck, steroid dosis tinggi biasanya diminum untuk jangka waktu
yang relatif singkat untuk mengobati asma atau kondisi lain. Obat ini
dapat menurunkan aktivitas sel-sel imun yang melawan infeksi virus.
Namun, dosis rendah steroid yang dihirup tidak masalah dalam vaksinasi.
6. Kekebalan tubuh rendah atau kemoterapi
Anak-anak
dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat kemoterapi, atau mereka
yang menerima pengobatan imunosupresif untuk penyakit autoimun seperti
peradangan usus atau rheumatoid arthritis (RA), juga harus
menghindari vaksin virus hidup. Meskipun membunuh, virus vaksin tetap
aman dan diperlukan untuk melindungi anak-anak dengan kondisi seperti
itu.
7. HIV-positif
"Secara umum,
anak-anak dengan HIV harus mendapatkan vaksinasi selama sistem kekebalan
tubuh mereka tidak terlalu terganggu," kata Ciro Sumaya, MD, profesor
dari Texas A&M Health Science Center School of Rural Public Health,
College Station.
Satu-satunya pengecualian adalah vaksin flu
hidup. Jika tidak, asalkan anak dengan HIV memiliki jumlah T-sel dalam
rentang yang dapat diterima, maka ia cukup aman untuk dapat menerima
vaksin virus hidup, termasuk MMR, varisela, dan rotavirus.
follow @Apaajaboooleh on twitter
kritik , saran dan masukan.. kirim ke apaajabooooleh@gmail.com..:)