Herpin Dewanto/KOMPAS
Staf Bali Safari and Marine Park di Kabupaten Gianyar, Bali,
sedang mengolah kertas daur ulang. Kertas itu menggunakan campuran dari
kotoran gajah.
Kotoran gajah masih berupa serat karena gajah tidak dapat mengolah semua makanan di perutnya.
-- Hans Manansang
"Kotoran gajah masih berupa serat karena gajah tidak dapat mengolah semua makanan di perutnya," kata General Manager Bali Safari and Marine Park Hans Manansang. Saat ini Bali Safari masih meneliti hewan lainnya yang kotorannya juga bisa diolah.
Menurut Hans, dalam satu hari seekor gajah makan hingga sebanyak 250 kilogram (kg) makanan berupa tanaman dan buah-buahan. Dalam sehari, seekor gajah menghasilkan kotoran sebanyak 50 kg.
"Satu gajah bisa menghasilkan seratus lembar kertas daur ulang setiap hari," kata Hans. Padahal, Bali Safari memiliki koleksi 30 gajah. Artinya, dalam satu hari semua kotoran gajah itu mampu diolah menjadi sebanyak 3.000 lembar kertas.
Proses pembuatan kertas tersebut mirip proses pembuatan kertas daur ulang pada umumnya. Prosesnya pun membutuhkan kertas-kertas bekas. Perbedaannya hanya ada campuran kotoran gajah untuk memberi kesan artistik pada kertas, yaitu berupa serat-serat halus.
Namun, kotoran yang akan digunakan harus diproses dulu, yaitu dengan dicuci dan direbus. Setelah kertas sudah jadi, kertas tersebut tidak lagi berbau dan beracun.
Hans mengatakan, pabrik kertas ini untuk sementara hanya digunakan untuk tujuan pendidikan, bukan produksi massal. "Kalaupun diolah, ya untuk souvenir dulu," katanya.
follow @Apaajaboooleh on twitter
kritik , saran dan masukan.. kirim ke apaajabooooleh@gmail.com..:)