Penikmat wisata, backpacker, maupun traveler termasuk kelompok yang menjadi sasaran serangan rasial. Intimidasi ini tidak hanya terjadi di Eropa, tetapi juga belahan benua lainnya, termasuk Asia.
Serangan rasialisme itu bisa berbentuk kata-kata yang menghina, tindakan fisik, hingga perampasan terhadap properti kita.
Berikut ini tujuh tips menghindari ancaman serangan rasialisme jika Anda sedang melakukan perjalanan wisata.
1. Hindari jalan-jalan sepi
Jalan sepi biasa dijadikan tempat intimidasi, penyerangan maupun perampasan barang milik kita. Ini tidak hanya berlaku bagi para turis, tetapi juga warga asing yang tinggal di suatu kota di Eropa.
Jalan sepi biasa dijadikan tempat intimidasi, penyerangan maupun perampasan barang milik kita. Ini tidak hanya berlaku bagi para turis, tetapi juga warga asing yang tinggal di suatu kota di Eropa.
2. Hindari gerombolan anak-anak remaja
Aksi rasisme seringkali dilakukan secara bergerombol. Biasanya lebih dari dua orang. Kita bisa melihat ancaman itu dari cara mereka memandang kita yang penuh benci dan amarah tanpa sebab.
Aksi rasisme seringkali dilakukan secara bergerombol. Biasanya lebih dari dua orang. Kita bisa melihat ancaman itu dari cara mereka memandang kita yang penuh benci dan amarah tanpa sebab.
Jika Anda sedang berjalan di kota-kota besar atau pun kecil sebisa mungkin hindari kelompok-kelompok remaja ini.
3. Jangan berlebihan
Penyerangan berbau rasis bisa muncul juga karena kita yang terlalu berlebihan, baik saat bicara di tempat umum, tertawa, ataupun suasana berisik yang kita ciptakan.
Penyerangan berbau rasis bisa muncul juga karena kita yang terlalu berlebihan, baik saat bicara di tempat umum, tertawa, ataupun suasana berisik yang kita ciptakan.
Di bis atau kereta misalnya, ngobrol bareng teman sebaiknya dengan suara yang normal, tidak perlu terbahak-bahak jika tertawa.
Banyak kasus penyerangan rasis terjadi karena ketidaktahuan kita tentang ‘larangan’ bising di tempat umum di banyak kota di Eropa.
4. Pahami Situasi
Sebelum melakukan perjalanan ke suatu negara atau kota manapun, Anda sebisa mungkin mencari tahu tentang masalah rasis ini.
Sebelum melakukan perjalanan ke suatu negara atau kota manapun, Anda sebisa mungkin mencari tahu tentang masalah rasis ini.
Ini penting karena di banyak negara Barat, misalnya, gelombang simpati terhadap kelompok ini makin meningkat. Malah, para politisi lokal dan nasional di sana tidak segan-segan berkampanye anti-pendatang.
5. Emosi Jangan Terpancing
Kelompok anti-pendatang dan turis sering memancing emosi kita jika bertemu atau berpapasan di jalan.
Kelompok anti-pendatang dan turis sering memancing emosi kita jika bertemu atau berpapasan di jalan.
Mereka biasanya melontarkan kata-kata kotor dan kasar yang menghina habis kita. Dalam hal ini, kita tidak perlu terpancing dan bersikap biasa saja.
Tinggalkan saja jauh-jauh orang-orang seperti itu. Karena, tidak ada untungnya buat kita meladeni mereka. Bisa-bisa, kita yang jadi kena masalah.
6. Banyak Berkomunikasi
Sering melakukan pembicaraan dengan petugas wisata di kota-kota, turis lain, petugas sosial dan keamanan sedikit banyak akan membantu Anda untuk semakin percaya diri berada di kota itu.
Sering melakukan pembicaraan dengan petugas wisata di kota-kota, turis lain, petugas sosial dan keamanan sedikit banyak akan membantu Anda untuk semakin percaya diri berada di kota itu.
Anda akan semakin mengenal seluk beluk kota dan bahaya yang mengancam. Petugas kantor wisata biasanya akan mengingatkan Anda tempat-tempat yang memang kurang aman untuk dikunjungi.
Anda pun jangan malu-malu bertanya tentang ancaman rasisme di tempat yang Anda kunjungi, terutama kepada turis lain dan petugas wisata. Di Eropa, sangat mudah menemui kantor-kantor layanan wisata buat turis asing dan lokal.
7. Kurangi Simbol-Simbol Agama
Ini bukan berarti mengekang kebebasan beragama. Simbol agama seringkali memicu tindakan rasial. Ini berlaku tidak hanya bagi umat Islam, tetapi juga Hindhu, Kristen, dan bahkan Yahudi.
Ini bukan berarti mengekang kebebasan beragama. Simbol agama seringkali memicu tindakan rasial. Ini berlaku tidak hanya bagi umat Islam, tetapi juga Hindhu, Kristen, dan bahkan Yahudi.
Beberapa kali saya melihat pria Yahudi dengan seragam hitam dan topi khasnya diserang berbau rasialis di Frankfurt, Jerman, maupun di Basel, Swiss.
Tetapi bukan berarti Anda tidak boleh memakai salib, baju koko, atau simbol lainnya.
http://ketawing.wordpress.com/2012/01/20/tips-hindari-rasisme-saat-traveling/
follow @Apaajaboooleh on twitter
kritik , saran dan masukan.. kirim ke apaajabooooleh@gmail.com..:)