Saturday 25 February 2012

Cara Mudah si Kecil Paham Sinonim-Antonim


detail berita
Komunikasi dengan anak (Foto: Corbis)
“MA, kok Desta manggil Mamanya, Bunda, kenapa enggak Mama saja seperti aku,” protes Nira (5) kepada Wuri sang mama. Wah, si prasekolah sudah mulai kritis, nih! Tanya ini-itu sesuai dengan konteksnya. Selain itu, koleksi kata-katanya pun makin bertambah banyak, baik persamaan maupun lawan kata.
 
Jangan khawatir! Mudah kok Moms, mengajari sang buah hati memahami sinonim (persamaan kata) ataupun antonim (lawan kata). Berikut tip ala Rini Hildayani Msi Psi, staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
 
Pertama Konsep Dasar
 
Sebelum mengajari tentang persamaan dan lawan kata, sebaiknya ajarkan si kecil mengenal konsep dasar terlebih dulu. Dimana konsep-konsep yang membantu anak untuk bisa memahami dan menggambarkan apa-apa yang ada di sekelilingnya. Misal, belajar tentang ukuran (panjang-pendek), belajar tentang jumlah (banyak-sedikit), dan belajar tentang arah (atas-bawah, depan-belakang).
 
Dengan begitu, si kecil paham akan objek-objek yang ada di sekitarnya dan bisa mengerti bila diberi instruksi. Dan secara tidak langsung,  Moms telah mengenalkan si kecil akan persamaan dan lawan kata. 
 
Berikan Contoh Konkret
Balita Anda memang sudah mempunyai kosakata yang lebih banyak dibandingkan anak batita. Namum, saat mengajari sang buah hati mengenai sinonim dan antonim, berikanlah contoh yang konkret. Mengingat usianya yang masih kecil dan pemahaman yang masih terbatas, hindari kata-kata yang abstrak.
 
Dalam memberi pengertian sinonim dan antonim, sebaiknya Moms menggambarkan atau memvisualisasikan kata-kata yang dimaksud. Lebih baik lagi bila kata-kata tersebut bisa dipraktikkan. Misal, saat mengajari si kecil tentang lawan kata cepat vs lambat, Moms bisa mencontohkan seperti apa berjalan lambat dan seperti apa berjalan cepat. Diharapkan, anak tidak hanya tahu lawan kata, tapi juga memahami makna lawan kata tersebut. 
 
Rajin Mengajak Berbicara
 
Jika Moms ingin si kecil semakin kaya koleksi kosakatanya, sering-seringlah mengajaknya berbicara. Tentu saja dengan bahasa yang benar, sederhana dan mudah dimengerti. Bahkan saat berbincang punMoms dapat mengajarkan si kecil tentang persamaan atau lawan kata. Yakni, dengan menyisipkan kata-kata yang mengandung unsur sinonim ataupun antonim. Contoh, bila Moms sedang berbicara dengan si kecil tiba-tiba listrik padam, Moms bisa mengatakan kepada si kecil, “Wah, lampunya mati/padam, rumah Adek gelap, deh. Nanti, kalau lampunya nyala, rumah Adek terang lagi.”
Begitupun saat mengenalkan persamaan kata. Misal, saat Moms sedang membacakan buku cerita kepada si kecil dan mendapati kalimat “Akhirnya, beruang kecil itu pun tertidur pulas”. Moms bisa menambahkan penjelasan kepada si kecil, “Beruangnya bobok, deh”.
 
Bermain Sambil Belajar
 
Pada usia balita, sebagian besar waktunya (masih) untuk bermain. Nah, Moms bisa memanfaatkan momen ini untuk mengenalkan lawan dan persamaan kata. Misalnya, saat anak sedang membaca buku cerita, mintalah si kecil untuk mencari mana gambar rumah yang besar dan mana gambar rumah yang kecil. Selain itu Moms juga bisa tunjukan mana bunga yang berwarna putih dan bunga yang berwarna merah.  
 
Saat Moms berada di sampingnya ajaklah dia untuk bermain tebak kata. Ajak si kecil mencari lawan kata ataupun persamaan kata dari benda-benda di sekelilingnya. Misalnya, seperti bangku atau kursi, ibu atau mama, panjang atau pendek, banyak atau sedikit, berat atau ringan. Jangan lupa saat mengajak si kecil bermain tebak kata gunakanlah alat peraga. Karena dengan menggunakan alat peraga maka si kecil pun bisa merasakan dan melihat apa yang diberitahu oleh Moms.
 
Dan bila si balita sudah masuk TK, bukan tidak mungkin dia akan semakin mengerti mengenai lawan dan persamaan kata yang diinstruksikan sang guru. Misal, saat guru meminta anak untuk mengacungkan jari ke atas, si kecil sudah tahu ke arah mana jarinya harus bergerak. Begitu juga bila sang guru meminta untuk mencari sesuatu yang berada di bawah mejanya. Otomatis, si kecil akan mengerti ke arah mana dia harus mencari barang tersebut. Dia pun akan semakin terasah ingatannya tentang lawan kata yang secara tidak langsung diajarkan di sekolah, yakni atas vs bawah.
 
Tata Bahasa Baik = Kemampuan Berpikir Bagus 
 
Ketika si kecil sudah mengerti dan memahami lawan dan persamaan kata, maka buah hati Anda juga akan mampu dalam mengungkapkan ide dengan menggunakan kata-kata yang sesuai. Hal itu menandakan bahwa perkembangan kognitifnya semakin membaik. Ingat, anak yang dalam bercakap-cakap menggunakan tata bahasa yang baik menunjukkan kemampuannya berpikir yang bagus.
 
Jangan Memaksa!
 
Meski mengenalkan sinonim dan antonim ini bermanfaat bagi si kecil, hendaknya dalam memberi pengertian atau saat mengajarkannya, Moms sebaiknya tak perlu memaksa anak untuk mengerti apa yang dimaksud oleh kita. Mengapa? Pasalnya hal itu akan menimbulkan beban yang dapat mengganggu emosi dan perkembangan kemampuan berpikirnya.
 
Sebaiknya Moms harus bisa menjelaskan kepada si kecil sesuatu yang nyata secara singkat dan jelas. Karena, usia prasekolah belum bisa memahami konsep-konsep yang bersifat abstrak. Yang harus Momsperhatikan, bila si anak sudah tidak bertanya lagi artinya dia sudah cukup puas dengan penjelasan Anda. (Sumber: Mom & Kiddie)
(tty)

Share This Article Facebook +Google Twitter Digg Reddit

follow @Apaajaboooleh on twitter
kritik , saran dan masukan.. kirim ke apaajabooooleh@gmail.com..:)