Friday 24 February 2012

Liburan Sambil Memacu Adrenalin Di Sukabumi

Ingin punya hidup yang jauh dari depresi? Praktisi psikologi pasti akan menganjurkan untuk melakukan kegiatan yang memacu adrenalin. Untuk warga Jakarta, kamu bisa menemukan banyak objek wisata yang menawarkan adrenaline rush ini di Sukabumi. Ada apa saja, ya?

Menggantungkan nyawa di seutas tali di Gua Buniayu

Saat ini sudah ada beberapa penyelenggara wisata yang mengajak kamu menjelajah gua-gua di pulau Jawa, salah satu yang paling indah adalah Buniayu, Sukabumi. Gua Buniayu memiliki pemandangan yang cukup spektakuler. Ada stalagtit dan stalagmit yang menjulang bagai raksasa, serta sungai bawah tanah yang mengalir di kegelapan. Menyusuri Buniayu, harus memakai helm penambang yang dilengkapi senter, kita serasa sedang berada di planet lain. Sebuah planet batu yang primitif sekaligus megah.
Pemacu adrenalin utama dari caving di Buniayu adalah saat kita masuk melalui pintu “gua Kerek”. Gua Kerek adalah sebuah lubang yang memiliki jarak 30 meter dari dasar Buniayu. Untuk memasukinya, kita turun pelan-pelan menggunakan tali. Saat inilah, insting survival kita mengaktifkan diri, membuat darah bergerak lebih cepat dan indra kita lebih sensitif. Setelah selesai sampai di bawah, kita akan merasa sebagai orang yang jauh lebih kuat dan lebih besar. Selama proses menuruni gua Kerek, pun kita akan mendapatkan hasil foto-foto yang mengagumkan, dengan sumber cahaya berasal dari matahari di luar dan latar belakang gua yang hitam.
Untuk dapat melakukan grappling (menuruni gua dengan tali) ini, kamu harus mengikuti latihan beberapa kali atau menunjukkan kemampuanmu jika sudah bisa grapple kepada penyelenggara tur. Setelah yakin kamu akan menuruni gua dengan aman, barulah penyelenggara akan mengizinkanmu masuk melalui gua Kerek. Untuk mereka yang tidak lulus “seleksi” akan masuk melalui gua Angin yang pintu masuknya horizontal. Untuk tur Buniayu plus sewa peralatan, kamu harus menyiapkan sekitar Rp. 550.000-750.000/orang.
Melepas tawa di atas arus sungai Citarik
White water rafting pasti sudah tidak asing di telinga banyak orang. Kegiatan ini terkenal karena memberikan banyak keuntungan sekaligus. Pertama, kita bebas berteriak-teriak di gemuruh deru jeram sungai. Kedua, sense teamwork-nya terasa sekali, membuat perahu tidak miring ke sana-sini itu tidak mudah lho. Ketiga, tentu saja adrenaline junkie akan mendapatkan “narkotika”-nya. Dan semua ini dilakukan diantara pemandangan Sukabumi yang masih hijau.
Kunci dari rafting adalah always go to the next level. Kalau kamu masih belum jago, kamu akan mendapatkan jalur yang arusnya cukup jinak dengan jatuhan yang belum heboh. Tetapi setelah kamu mulai familiar dengan teknik-tekniknya, kamu bisa meminta kepada penyelenggara untuk diberikan lokasi yang lebih menantang. Di level yang lebih susah, kemungkinan perahu terbalik lebih besar. Bagi mereka yang sudah jago, pontang-panting menaklukkan alam ini akan menjadi moment yang sangat menyenangkan. Yang penting, safety first.
Biaya untuk rafting tergantung dengan tingkat tantangan arus dan banyaknya “turun ke air” yang kamu mau (soalnya, di beberapa penyelenggara, kamu bisa menginap di lokasi dan rafting kembali keesokan harinya).  Untuk sekali rafting kamu harus merogoh kocek sekitar Rp. 200.000. Kalau tertarik rafting, kamu bisa mengecek penawaran dari Valadoo –yang sekaligus merupakan rekomendasi penyelenggara rafting yang mengutamakan safety— di sini.
Berkejaran dengan ombak menggunakan papan seluncur di Pelabuhan Ratu
Beberapa tahun terakhir, Pelabuhan Ratu mulai ramai dikunjungi turis asing dan pecandu adrenalin lokal. Apalagi yang mereka cari jika bukan ombaknya yang besar untuk ditunggangi dari atas papan seluncur? Meliuk-liuk di atas papan, mereka seakan berkejaran dengan Nyi Roro Kidul yang menantang kita untuk mengalahkan pasukan ombaknya. Memang, di sepanjang daerah Pelabuhan Ratu, baik di pantai yang berada di depan hotel sampai yang tersembunyi di balik persawahan, ombak bergulung hebat membuat dinding air yang siap menghibur mereka yang bernyali.
Bagi kamu yang sudah cukup punya skill, kamu bisa langsung bergabung dengan para peselancar untuk berbagi pengalaman dan teknik surfing. Sedangkan bagi kamu yang masih pemula, bisa ikut dengan beberapa penyedia surfing-trip yang akan mengajarkan teknik-teknik dasar selancar. Setelah itu, siap-siap praktek deh. Jangan lupa untuk berdoa, mudah-mudahan Nyi Roro Kidul tidak naksir dengan kamu.
Melihat luasnya langit dengan paralayang di Lido
Apa yang lebih menyenangkan dari melihat pemandangan Lido yang sedikit berbukit dengan danau-danaunya? Tentu melihatnya dari ketinggian. Tak perlu sertifikat penerbang, tak perlu pesawat pribadi, kamu bisa terbang di Lido menggunakan paragliding atau paralayang. Selama penerbangan pun, kita cukup menikmati indahnya langit dan hembusan angin, karena yang menjadi pilot adalah pasangan tandem kita yang biasanya adalah praktisi paralayang bersertifikat.
Tentu saat kita menyadari bahwa tak ada jaring di bawah kita, jantung akan berdegup kencang. Salurkan saja rasa takutmu dengan berteriak, sambil mengeluarkan segala bentuk kesumpekan yang didapat dari kesibukan sehari-hari. Untuk terbang selama 15 menit, kita cukup membayar Rp. 300.000-400.000. Sebuah harga yang cukup sepadan mengingat kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas hidup kita karena menjauhkan diri dari depresi.

http://jelajah.valadoo.com/adventure/suka-ria-memacu-adrenalin-di-sukabumi
Share This Article Facebook +Google Twitter Digg Reddit

follow @Apaajaboooleh on twitter
kritik , saran dan masukan.. kirim ke apaajabooooleh@gmail.com..:)