Wednesday, 8 August 2012

5 Pelajaran Kepemimpinan dari Trilogi Batman



Batman versi baru dari sutradara Christopher Nolan lengkap menjadi trilogi dengan rilisnya The Dark Knight Rises. Selain sukses secara komersial, Nolan membawa genre superhero ke arah yang jauh lebih berkualitas dengan dialog-dialog inspiratif. Percakapan-percakapan antar karakternya mengandung makna tentang filosofi kehidupan, salah satunya kepemimpinan.

Hal itu berlaku tidak hanya berlaku di dalam film, karena bisa diaplikasikan dan sudah ada kasus riil di dunia nyata. Inilah kutipan-kutipan dialog yang bisa menjadi perenungan bagaimana arti sebuah kepemimpinan.

1. “Masyarakat Gotham harus punya contoh nyata dari ketidakpedulian mereka dan aku tidak bisa melakukannya sebagai Bruce wayne. Aku harus melakukannya sebagai sebuah simbol, yang akan terus dikenang.”

Kutipan dari Batman Begins tersebut adalah ide pertama Bruce wayne yang ingin masyarakat Kota Gotham memiliki simbol inspirasi melawan kriminal. Sebuah harapan agar masyarakat terus berbenah diri. Ide itu terus menjadi inspirasi di dua film berikutnya, dan Batman berhasil ditasbihkan sebaga simbol abadi Gotham melawan kriminal, bukan sebagai Bruce Wayne atau orang lain.

Pelajaran yang bisa diambil adalah, sebuah organisasi dibangun oleh ide, bukan imej seseorang. Contoh tersahih adalah Apple dan Pixar. Ketika CEO Pixar dijabat Steve Jobs, karya-karya Pixar amat lekat dengan visi seorang Jobs. Lepas dari Jobs, Pixar unjuk gigi dengan animasi canggih berkualitas macam Wall-E hingga Up, dan lepas dari imej seorang Steve Jobs.

Begitupun dengan Apple. Ketika masih hidup, Apple adalah Steve Jobs. Ketika ia meninggal, para analis menilai Apple tidak sekuat ketika Jobs menjadi CEO, walau hingga kini Apple tetap menghasilkan profit raksasa.

2. “Apa yang kau lakukan merepresentasikan dirimu sesungguhnya”

itulah kutipan Rachel Dawes kepada Bruce Wayne dalam Batman Begins. Wayne tertangkap basah jalan bareng model cantik demi menutupi identitas Batman dan bertemu Dawes, teman masa kecil wayne. Apa yang bisa merepresentasikan dalam sebuah perusahaan adalah sebuah rencana ketika Anda menjadi seorang pemimpin.

Anda boleh menyusun rencana demi kemajuan perusahaan dengan konsep yang baik. Maksud Anda jelas amat baik. Namun ternyata rencana tinggal rencana, karena tidak berjalan sesuai dengan keinginan awal karena hilang kendali dan kurang perhatian. Pada akhirnya, orang-orang hanya akan mengingat apa yang Anda lakukan, bukan yang Anda rencanakan.

3. “Kau telah mengidolakan seseorang yang salah. Biarkan aku beritahu Harvey Dent yang sebenarnya.”

Di akhir The Dark Knight, Jaksa Wilayah Gotham Harvey Dent terlibat serangkaian pembunuhan. Ia bertransformasi menjadi jahat karena kematian Rachel Dawes, dibujuk untuk bertindak radikal oleh Joker, dan menyalahkan semuanya kepada Komisaris Polisi Jim Gordon.

Namun Gordon tidak ingin penduduk Kota Gotham mencapnya sebagai penjahat, karena mereka akan kehilangan sebuah inpirasi nyata melawan kriminal. Bekerjasama dengan Batman, Gordon menutup-nutupi kejahatan Dent dan Batman bersedia disalahkan atas kematian Dent. Namun di The Dark Knight Rises, semuanya terungkap dan Batman tetap pahlawan sebenarnya.

Pelajaran yang bisa diambil, apapun yang terjadi kepada perusahaan, tetaplah terbuka kepada publik. jangan menutup-nutupi kekurangan atau kerugian. Di situlah letak kematangan sebuah perusahaan diuji, karena sebuah perusahaan akan mendapat respon positif ketika berhasil mengendalikan sebuah isu maupun kinerja negatif dengan baik dan jujur.

4. “Kau tidak takut mati. Kau pikir itu membuatmu kuat. Justru itu membuatmu lemah. Karena dorongan kekuatan sebenarnya adalah ketakutan akan kematian.”

Hal itu disampaikan Bane kepada Bruce Wayne di sebuah penjara bawah tanah dengan hanya satu pintu keluar, lubang besar di atap penjara. Dalam sejarahnya hanya ada satu yang berhasil keluar dari penjara tersebut dengan memanjat dan meloncati sebuah undakan untuk sampai ke puncak tanpa tali pengaman, seorang gadis kecil.

Resepnya hanya satu, kata seorang tahanan, sang gadis tidak takut mati. Maka Wayne berhasil keluar lubang tanpa sebuah tali pengaman, dan memanjat tanpa rasa takut. Pelajaran yang bisa diambil, jangan takut akan sesuatu bernama risiko. Mungkin ketika memulai sebuah usaha baru, wajar jika pengusaha memasang banyak pengaman agar usahanya survive.

Memang usaha akan mencapai target yang diinginkan, namun itu didapat dengan memakan waktu. Coba lepaskan kendali Anda, dan coba sekali-sekali sesuatu yang berisiko besar, namun akan mempercepat Anda meraih target.

5. “Dan kenapa kita jatuh, Bruce? Agar kita bisa belajar untuk bangkit.”

Kata-kata ayah Bruce Wayne, Thomas Wayne, kepada Bruce kecil menjadi salah satu dialog terbaik dari trilogi Batman versi Christopher Nolan. Kata-kata itu pula yang menjadi inspirasi Bruce wayne sebagai Batman untuk melawan kriminal macam Joker dan Bane di dua film lanjutannya. Kalimat itu juga amat berlaku di dunia nyata.

Seseorang yang sukses di dunia tidak terlepas dari kata gagal. Bagi mereka, gagal adalah hal biasa. Gagal adalah sesuatu yang harus dimakan bulat-bulat. Dari sebuah kegagalan, kita akan belajar bagaimana untuk tidak mengulangi kesalahan dan berbuat sesuatu yang lebih serta meraih sukses di kemudian hari.


http://the-marketeers.com/archives/5-pelajaran-kepemimpinan-dari-trilogi-batman.html
Share This Article Facebook +Google Twitter Digg Reddit

follow @Apaajaboooleh on twitter
kritik , saran dan masukan.. kirim ke apaajabooooleh@gmail.com..:)