Sang dokter, yang divonis bersalah, berupaya meyakinkan publik bahwa ia bukan pembunuh.
VIVAnews - Dokter Conrad Murray, yang
divonis bersalah atas kematian Michael Jackson, terus berupaya
meyakinkan publik bahwa dirinya bukan pembunuh. Ia mengatakan bahwa
Jackson memiliki gangguan psikologis serius yang dapat meningkatkan
risiko kematian.
Dalam tayangan dokumenter 'Michael Jackson and the Doctor: A Fatal Friendship', Murray mengatakan bahwa sang Raja Pop dunia itu sering mengencingi kasurnya sendiri. "Dia sering buang air kecil di tempat tidur. Sungguh aroma yang tidak sedap, dan membuat kasur berjamur," kata Murray, seperti dikutip dari Female First.
Murray yakin bahwa bintang yang menghembuskan nafas terakhir di usia 50 tahun itu memiliki masalah psikologis yang rentan membuatnya melakukan hal di luar nalar. "Siapa yang akan percaya bahwa seorang pria seusianya mengompol atau mengencingi kasurnya sendiri," katanya.
Murray berulang kali mengungkap kondisinya yang merasa terjebak dalam kasus tersebut. "Mulanya aku dihubungi untuk membantu merawat dia (Jackson), katanya dia baik-baik saja, hanya butuh sedikit bantuan. Tapi sesampainya di sana, saya seperti terjebak," ujarnya.
Pembelaan itu tak ada gunanya. Pengadilan telah memvonisnya bersalah atas kelalaian yang menyebabkan kematian seseorang, dalam sidang awal pekan ini. Murray dianggap berkontribusi terhadap kematian Jackson atas pemberian propofol anestesi bedah dengan dosis tinggi untuk mengobati insomnia.
Pengacara Murray, Ed Chernoff, menyesalkan vonis itu. Ia bersikukuh tak ada unsur kejahatan dalam kasus ini. Ia yakin Jackson menggunakan sendiri propofol dalam dosis berlebihan, karena merasa depresi menghadapi kesulitan tidur, tanpa diketahui Murray. (art)
• VIVAnews
Dalam tayangan dokumenter 'Michael Jackson and the Doctor: A Fatal Friendship', Murray mengatakan bahwa sang Raja Pop dunia itu sering mengencingi kasurnya sendiri. "Dia sering buang air kecil di tempat tidur. Sungguh aroma yang tidak sedap, dan membuat kasur berjamur," kata Murray, seperti dikutip dari Female First.
Murray yakin bahwa bintang yang menghembuskan nafas terakhir di usia 50 tahun itu memiliki masalah psikologis yang rentan membuatnya melakukan hal di luar nalar. "Siapa yang akan percaya bahwa seorang pria seusianya mengompol atau mengencingi kasurnya sendiri," katanya.
Murray berulang kali mengungkap kondisinya yang merasa terjebak dalam kasus tersebut. "Mulanya aku dihubungi untuk membantu merawat dia (Jackson), katanya dia baik-baik saja, hanya butuh sedikit bantuan. Tapi sesampainya di sana, saya seperti terjebak," ujarnya.
Pembelaan itu tak ada gunanya. Pengadilan telah memvonisnya bersalah atas kelalaian yang menyebabkan kematian seseorang, dalam sidang awal pekan ini. Murray dianggap berkontribusi terhadap kematian Jackson atas pemberian propofol anestesi bedah dengan dosis tinggi untuk mengobati insomnia.
Pengacara Murray, Ed Chernoff, menyesalkan vonis itu. Ia bersikukuh tak ada unsur kejahatan dalam kasus ini. Ia yakin Jackson menggunakan sendiri propofol dalam dosis berlebihan, karena merasa depresi menghadapi kesulitan tidur, tanpa diketahui Murray. (art)
• VIVAnews
follow @Apaajaboooleh on twitter
kritik , saran dan masukan.. kirim ke apaajabooooleh@gmail.com..:)