Thursday, 8 March 2012

4 Mitos Besar Tentang Bonus Wall Street


Headline

 New York - Dalam dunia kompensasi, bonus Wall Street yang jumlahnya sangat besar, sering menjadi sumber kemarahan masyarakat. Beberapa disebabkan adanya mitos.
Meski publik marah, bonus laba industri masih terus dibagi-bagikan dengan cara yang sama dalam dua dekade terakhir.Bahkan tahun ini ketika bonus dipangkas rata-rata 14% di industri keuangan New York, masih ada ketidakadilan.
Padahal, keuntungan Wall Street turun menjadi US$ 13,5 miliar tahun lalu, turun lebih dari 50% ketimbang 2010. Dan pemegang saham mengalami hal yang lebih buruk lagi, merugi mendekati 40% pada portofolio saham keuangan.
Ini adalah lingkungan bank meminjam dana gratis dari Bank Sentral AS The Federal Reserve dan meminjamkannya lagi ke mana saja dengan tingkat bunga dari kisaran 3-30%.
Terdapat empat mitos bonus besar yang mendukung pemikiran bentuk kontroversial kompensasi. Pemikiran keliru itu merupakan alasan besar mengapa reformasi belum terjadi pada cara pembayaran bankir dan broker.
Mitos #1: Tanpa bonus besar, bank-bank dan broker besar akan kehilangan karyawan potensial
Teori "retensi" masuk akal di hampir semua industri lainnya. Kita semua tahu bagaimana ahli teknologi sedang didekati oleh Facebook dan Google Inc. Bahkan ada permintaan yang cukup spesifik untuk keahlian tertentu, seperti teknisi, tukang las dan perdagangan khusus lainnya.
Tapi di Wall Street, tren selama dua dekade terakhir belum banyak mengenal spesialisasi, misalkan tentang komoditisasi. Setiap bank dan broker banyak melakukan sesuatu dengan cara yang sama. Tentu, ada beberapa tokoh, seperti Chuck Cory di Morgan Stanley. Ia kembali ke Silicon Valley, tepat saat Facebook menawarkan saham perdananya. Selain itu, setiap orang dapat diganti.
Mitos #2: Bonus adalah imbalan atau insentif
Mitos yang satu ini tampaknya diketahui mereka yang belum pernah bekerja di Wall Street. Gagasan bahwa bonus merupakan penghargaan atau imbalan untuk pekerjaan di luar tugas adalah tidak benar. Bonus ada untuk memberikan fleksibilitas pada karyawan.
Ketika seorang bankir atau broker dipekerjakan, ada ketentuan perusahaan bahwa bentuk utama dari pendapatan adalah bonus. Gaji di Wall Street hanya bentuk pembayaran rutin yang primer. Sehingga, setiap orang akan memiliki penghasilan tetap.
Pendapatan sebenarnya dari Wall Street adalah bonus. Broker dan trader menyukai bonus karena dapat digunakan untuk mendapatkan rumah baru, mobil dan kemewahan lainnya. Sementara bankir yang konservatif, akan mendapatkan bonus yang lebih kecil pula.
Mitos #3:Bonus yang kecil hanya melukai bankir
Siapapun yang tinggal di Negara Bagian New York bisa membuktikan pepatah tutupnya Wall Street akan menjatuhkan perekonomian. Ini bukan hanya tentang laba dan kerugian perusahaan.Bonus Wall Street adalah satu dari beberapa metode kompensasi yang digunakan industri, yang dikenai pajak secara adil.
Bonus kas dilaporkan sebagai pendapatan ke Internal Revenue Service (IRS) dan otoritas pajak daerah. Ini berarti tarif pajak penghasilan pribadi sebesar 30% atau lebih, dibandingkan tarif yang jauh lebih rendah bagi perusahaan tempat karyawan bekerja.

Jadi ketika booming, misal pada 2006, kas negara membengkak. Sekolah di distrik didanai.Polisi dan pemadam kebakaran dikelola. Anggaran dan komitmen pun dibuat berdasarkan pendapatan pajak yang booming. Namun, ketika bonus berkurang, ekonomi seakan terhenti dan banyak yang terkena imbasnya.
Ruang kelas penuh sesak, kantor pemadam kebakaran dan kantor polisi tutup.Dan meskipun sebagian besar merupakan masalah lokal, beberapa bank terbesar di AS memiliki kantor pusat di tempat-tempat seperti Charlotte, NC, (Bank of America Corp), San Francisco (Wells Fargo & Co), Minneapolis (US Bancorp), dan Pittsburgh (Bank of New York Mellon Corp).
Mitos #4: Tak ada yang Pemerintah bisa lakukan terkait pembayaran bank swasta terhadap karyawan
Ada sesuatu tentang bank yang membebaskan mereka dari klaim industri swasta, yakni mereka bagian dari pemerintah. Bank lebih dari sekedar bisnis yang diatur. Mereka berpartisipasi dalam sistem Federal Reserve.
Aturan hukum menyebutkan bahwa semua bank merupakan bagian dari The Fed. Perbankan menikmati keuntungan dari sistem, dengan imbalan regulasi.
Inilah mengapa ada bank pusat uang, bank regional dan bank lokal. Mereka mendapatkan keuntungan dari meminjam dana diskon dari Fed dan membuat keuntungan atasnya. Alasan The Fed didirikan pada 1913 sebagian besar karena industri perbankan swasta membantu perekonomian di masa-masa sulit. [ast] 
inilah.com
Share This Article Facebook +Google Twitter Digg Reddit

follow @Apaajaboooleh on twitter
kritik , saran dan masukan.. kirim ke apaajabooooleh@gmail.com..:)