Jika
bicara mengenai komik di Indonesia saat ini, maka benak kita akan
langsung terbayang ke toko buku dengan barisan seri-seri komik Jepang
atau manga yang berjajar memenuhi rak. Memang manga Jepang (atau manhwa Korea atau bahkan manhua
silat Hong Kong) saat ini masih menjadi jawara komik di negeri kita.
Namun Indonesia sendiri sebenarnya pernah mengenal era lain,
misalnya era ketika komik Indonesia menjadi raja di negerinya
sendiri, era datangnya para superhero Amerika, era komik-komik action-comedy
Eropa dan diakhiri dengan mesin penghancur bernama manga yang akan
bertahta sebagai raja komik di Indonesia untuk dua dasawarsa.
Sesuai
judul artikel, yang ingin saya bicarakan adalah era komik Eropa.
Komik ini begitu digemari di Indonesia tepatnya di medio 80-an,
setelah padamnya era superhero dan sebelum datangnya generasi manga
(yang akan hadir menjelang 90-an). Menjelang dekade 80an, Majalah Hai
menjadi salah satu pionir diawalinya serangan komik Eropa dengan
memuat beberapa seri secara bersambung. Dengan gambar yang kadang
santai kadang fantastis dan tipe cerita yang berbeda dari biasa, para
penikmat komik seakan diberikan angin segar setelah badai komik
superhero dan silat lambat laun mulai surut. Keberadaan Hai sebagai
majalah penyedia rangkaian komik seri bersambung kemudian diikuti oleh
majalah lain seperti franchise Eppo dan komik cewek Nina (yang
tentunya kini sudah tidak terbit).
Apa sajakah komik-komik tersebut? Berikut adalah tujuh komik Eropa yang pernah berjaya di Indonesia.
7. DOUWE DABBERT
Douwe
Dabbert atau lebih dikenal dengan sebutan ‘Pak Janggut’ di
Indonesia, adalah komik fantasi bersambung asal Belanda yang
diterbitkan oleh majalah anak-anak Bobo (yang juga merupakan majalah franchise
dari Belanda). Oleh Bobo, komik ini kadang diterbitkan secara
berkala dengan format album spesial. Douwe Dabbert diciptakan oleh
duo Piet Wijn dan Thom Roep. Di Belanda sendiri Pak Janggut menjadi
cerita bersambung yang dimuat dalam mingguan Donald Duck.
Pak
Janggut bukanlah pria tampan yang menunggang kuda putih untuk
menyelamatkan seorang putri. Dia hanyalah seorang pria bertubuh pendek
mirip gnome yang sering menemui petualangan aneh dan bertemu
dengan makhluk-makhluk fantasi. Beruntung dalam petualangannya Pak
Janggut memiliki buntelan ajaib yang bisa mengeluarkan apapun yang
dibutuhkan olehnya sesuai dengan situasi – termasuk jika Pak Janggut
kelaparan. Hebatnya buntelan ajaib ini hanya mau mengeluarkan barang
jika diambil sendiri oleh Pak Janggut, jika ada tokoh jahat yang
mencuri buntelan ini, biasanya mereka akan ketiban sial. Selain
buntelan ajaibnya, dalam beberapa seri petualangannya Pak Janggut juga
pernah ditemani oleh seekor burung Dodo.
Total
ada 23 komik Pak Janggut yang terbit di negeri asalnya, yang rilis
sekitar 1975 hingga 2001. Dick Matena sempat membantu Piet Wijn untuk
menyelesaikan seri terakhir Pak Janggut ketika kesehatan sang kreator
menurun dan melukis sebagian dari komik tersebut. Di Amerika
Serikat, Pak Janggut dikenal dengan nama Danny Doodle. Kalau anda tertarik untuk bernostalgia, silahkan berkunjung ke sini http://www.pakjanggut.web.id.
6. ROEL DIJKSTRA
Di
era 80an, Roel Dijkstra merupakan komik bersambung yang bisa
bertahan cukup lama di Majalah Hai, bahkan ketika format Hai berubah
menjadi majalah remaja dan mengurangi porsi komik bersambung, Roel
Dijkstra masih terus dipertahankan sampai kisah terakhir. Aslinya,
Roel Dijkstra adalah komik Belanda yang diterbitkan oleh penerbit
Oberon sejak tahun 1977 hingga tahun 1995 dan diciptakan oleh Jan Steeman & Andries Brandt yang sebelumnya pernah menangani seri populer (di Eropa) Sjors & Sjimmie dan Petualangan Hiawata untuk album Walt Disney edisi Belanda. Seperti halnya komik Petualangan Spirou dan Fantasio dari Belgia,
Roel Dijkstra juga memiliki kreator yang berbeda-beda dari seri ke
seri terutama setelah meninggalnya Andries Brandt di tahun 1985.
Deretan
kreator komik Roel Dijkstra diawali oleh Jan Steeman dan Andries
Brandt (Seri 1-10), Keith Watson & Dave Hunt (11-12), Keith Watson
& Jaap Bubenik (13-18), Marinko Lebovic & Jaap Bubenik (19)
dan terakhir Marinko Lebovic & Roy Robson (20-21). Total ada 21
komik Roel Dijkstra yang pernah diterbitkan.
Roel
Dijkstra adalah pemain sepakbola yang berasal dari Belanda yang
karakternya terinspirasi oleh legenda sepakbola Belanda, Johan Cruyff.
Awalnya Roel bermain untuk tim lokal, “FC Leidrecht” (pakaiannya
mirip tim bola Ajax Amsterdam), ia kemudian pindah ke “FC Hadfort” di
Liga Inggris, mampir sebentar ke “FC Union” di Korsika dan akhirnya
bergabung ke “FC Rapiditas” di Spanyol. Yang menarik dari Roel
Dijkstra adalah karena apa yang diceritakan dalam komik ini seperti
menggambarkan dunia lain di belakang panggung sepakbola sebagai sebuah
industri. Petualangan Roel Dijkstra berkisah seputar suka duka
pemain bola termasuk ruwetnya transfer antar klub, penyesuaian diri
dengan kondisi negeri lain, persahabatan anggota tim, pemilik klub
yang korup, mafia skor, pemain bola yang eksentrik dan kisah seputar
perebutan piala atau kejuaraan sepakbola.
5. STORM
Gambar
yang realis dengan penggambaran tokoh utama yang kekar dan gagah,
kawan wanita yang cantik sekaligus seksi dengan rambut merah yang
berombak, serta seorang kawan bertubuh tinggi besar, gundul dan
berkulit merah membuat trio Storm, Rambut Merah dan Nomad menjadi
primadona Majalah Hai ketika dimuat secara bersambung. Bergantian
dengan Roel Dijkstra, kisah petualangan Storm menjadi salah satu seri
yang bertahan ketika Hai berubah menjadi Majalah Remaja medio 80an.
Ketika akhirnya diterbitkan dalam bentuk album pun komik asal Belanda
ini meraih kesuksesan lebih besar dari ‘kakak’nya, Kisah Kekaisaran Trigan. Selain di Indonesia dan beberapa negara lain, Storm bahkan sempat menembus pasar Amerika ketika dimuat di majalah fantasi dewasa populer, Heavy Metal.
Storm
berkisah mengenai petualangan seorang astronot yang tersesat di
dunia yang jauh berada di masa depan bahkan di dunia paralel, sedikit
mengingatkan pada Planet of The Apes, Mad Max atau John Carter of
Mars (karya Edgar Rice Burroughs). Petualangan Storm terbagi menjadi
dua babak, yang pertama berkisah mengenai petualangan Storm di bumi
setelah terjadinya bencana besar yang mengakibatkan hancurnya bumi
dan menyebabkan hukum rimba berkuasa. Babak kedua mengirim Storm ke
dunia multiverse yang disebut Pandarve. Dalam petualangannya Storm
ditemani oleh Rambut Merah (di beberapa negara diberi nama Carrots atau Ember),
Nomad – seorang mantan budak dengan kulit berwarna merah dan
aristokrat Pandarve bernama Marduk. Walaupun tidak secara eksplisit
disebutkan dalam komik, namun Storm dan Rambut Merah adalah sepasang
kekasih.
Sebenarnya Storm adalah proyek yang tertunda, sebelum merilis Storm, Don Lawrence terlebih dahulu membuat pilot project dengan tokoh utama bernama Commander Grek (kelak
kisah Commander Grek akan dijadikan seri Storm #0) yang penggambaran
tokoh utamanya sangat mirip dengan Storm dan Rambut Merah. Setelah
beberapa tahun gagal diterbitkan, Don mengubah beberapa unsur cerita
dan mengubah tokoh utamanya menjadi Storm.
Tahun
1995, nasib malang menghampiri Don, kegagalan operasi katarak
menyebabkan ia kehilangan penglihatan mata sebelah kanan, berkurangnya
fungsi penglihatan ini menyebabkan Don tidak bisa lagi melihat apa
yang dilukis oleh tangannya. Tahun 1999, operasi katarak berikutnya
berhasil ia jalani, namun sayang ia terkena emphysema.
Kesehatannya berangsur menurun dan Don Lawrence akhirnya pensiun dari
dunia seni lukis komik. Tahun 2003, artis komik yang bakatnya luar
biasa ini meninggal pada usia 75 tahun karena emphysema.
Hampir
semua seri Storm dilukis oleh Don Lawrence sampai wafatnya sang
kreator. Ia kemudian digantikan oleh Dick Matena, Romano Molenaar dan
Jorg De Vos. Penulis setia Storm, Martin Lodewijk (kreator tokoh komik Eropa populer Agent 327 dan pernah juga menulis salah satu seri Lucky Luke)
yang beberapa kali menulis cerita Storm pada era Don Lawrence
menjadi suksesor pengarah cerita terbaru yang mulai dilanjutkan
kembali sejak 2007.
4. LUCKY LUKE
Tidak semua cerita koboi berasal dari Amerika Serikat termasuk komik termahsyur yang satu ini. Walaupun setting action-komedi Lucky Luke adalah ‘kawasan barat yang buas’ seperti yang biasa diceritakan dalam kisah koboi Amerika, namun Lucky Luke murni ciptaan Morris alias Maurice de Bevere,
komikus asal Belgia. Beliau jugalah yang melukis semua kisah Lucky
Luke sejak tahun 1946 hingga 2001 dengan bekerjasama dengan sejumlah
penulis terkenal termasuk Goscinny – kreator Asterix. Di Eropa, kepopuleran Lucky Luke hanya bisa ditandingi oleh Smurf, Asterix dan Tintin.
Alkisah,
Lucky Luke adalah seorang koboi yang menjadi legenda di barat, ia
konon bisa menembak lebih cepat dari bayangannya sendiri. Dalam melalui
semua petualangannya, Luke ditemani oleh kuda yang kocak yang
bernama Jolly Jumper dan (kadang) anjing penjara bodoh yang bernama
Rantanplan (parodi dari anjing pintar Rin Tin Tin. Karena
kepopulerannya, anjing bodoh ini pernah memiliki seri komiknya
sendiri). Luke juga memiliki musuh bebuyutan, yakni empat bersaudara
Dalton (Joe, William, Jack dan Averell Dalton) yang sering keluar
masuk penjara (kadang disertai juga dengan ibu mereka, Ma Dalton).
Beberapa kali saat berpetualang, Luke digambarkan kerap berjumpa
dengan legenda-legenda barat seperti Calamity Jane, Billy The Kid dan
Jesse James.
Seperti komik lain,
Lucky Luke juga pernah mengalami pasang surut, salah satunya adalah
sorotan mengenai rokok yang selalu tersemat di mulutnya. Karena komik
ini menjadi bacaan kegemaran anak-anak, Lucky Luke dikhawatirkan
akan memberi dampak buruk dengan mengajarkan merokok sejak usia muda.
Walaupun awalnya sempat menolak mengikuti anjuran, Morris akhirnya
mengubah rokok yang selalu tersemat di mulut Luke menjadi sebatang
rumput pada seri-seri terbaru (walaupun dalam beberapa komik Luke
sempat terlihat menyematkan rokok lagi).
Petualangan pertama Lucky Luke berjudul ‘Arizona 1880’ muncul dalam almanak majalah komik Le Journal de Spirou pada tanggal 7 Desember 1946. Untuk penulisan naskah cerita, Morris meminta bantuan pada Rene Goscinny
hingga tahun 1977 saat kreator Asterix tersebut meninggal, setelah
Goscinny terhitung empat penulis lain juga menulis lanjutan kisah Luke
baik melalui majalah Spirou ataupun Pilote. Meninggalnya Morris pada tahun 2001 membuat tanggung jawab petualangan koboi kocak ini dibebankan kepada duet artis baru Achde dan penulis Laurent Gerra.
Petualangannya yang heboh membawa Lucky Luke diterjemahkan ke dalam
video games, film seri TV, film animasi dan beberapa film layar lebar
(yang terbaru adalah film produksi Perancis tahun 2009 dengan
bintang utama Jean Dujardin sebagai Luke).
Ada
yang khas di setiap akhir petualangan Lucky Luke, koboi kocak ini
selalu berkuda menuju matahari terbit atau terbenam dan menyanyikan
lagu yang sama, “I’m a poor lonesome cowboy, and a long away from home…”
3. SMURF
Siapa
yang tidak jatuh cinta pada penampilan para Smurf? Makhluk kecil
biru imut bertopi putih dan memiliki ekor mungil yang penampilannya
mirip kurcaci dengan penampilan menggemaskan ini tinggal dengan damai
di desa Smurf di tengah hutan di suatu kawasan di Eropa dan dipimpin
oleh Papa Smurf yang menjadi satu-satunya Smurf bertopi
merah dan berjanggut putih. Musuh utama mereka adalah penyihir jahat
Gargamel dan kucingnya Azrael yang ingin menjadikan Smurf sebagai
bagian dari ramuan ajaibnya.
Penampilan
para Smurf tak berbeda satu sama lain, hampir semua lelaki, berwarna
biru, tubuhnya hanya setinggi tiga buah apel dan menggunakan celana
putih berlubang tempat ekor mereka yang pendek keluar, selain itu
mereka juga menggunakan topi unik berwarna putih dan terkadang
aksesoris tempelan yang menandakan karakter mereka. Smurf bisa
berjalan dan lari seperti orang biasa, namun kadang mereka juga
melompat-lompat menggunakan dua kakinya bersamaan. Mereka sangat
menyukai daun sarsaparilla. Karakter-karakter Smurf sangatlah unik,
ada yang bernama Smurf Pemalas yang tiap hari hanya tidur, Smurf
Gerutu yang tidak menyukai apapun, Smurf Terampil, Smurf Petani, Smurf
Kacamata yang menyebalkan, Smurf Kekar, Smurf Badut yang suka
memberikan hadiah yang meledak, Smurf Gigil yang selalu kedinginan
dan para Smurf lain yang memiliki keunikan masing-masing. Konon
jumlah mereka aslinya ada 99 Smurf (belum termasuk Papa Smurf, Bayi
Smurf dan Smurfin (Smurfin adalah ciptaan Gargamel). Jumlah ini terus
bertambah dengan masuknya generasi-generasi baru Smurf.
Pierre Culliford – seorang komikus asal Belgia – yang lebih dikenal dengan nama pena Peyo mulai memperkenalkan tokoh imut nan unik ini pada tanggal 23 Oktober 1958 melalui kisah komiknya yang lain – Petualangan Johan dan Pirlouit dalam alur cerita ‘Seruling dan Enam Smurf’ yang saat itu dimuat di majalah komik Spirou
(Petualangan Johan dan Pirlouit juga pernah diterbitkan di
Indonesia). Begitu populernya karakter-karakter imut ini hingga mereka
muncul dalam komiknya sendiri setahun kemudian.
Sebenarnya ‘Smurf’ bukanlah nama yang dipilih oleh Peyo, ia menggunakan kata schtroumpf. Ketika Peyo dan rekan komikus Franquin (pencipta komik Gaston)
sedang makan bersama, ia lupa dengan kata ‘salt’ (garam), dan dengan
bahasa Perancis Peyo-pun meminta kepada Franquin secara asal,
“tolong ambilkan schtroumpf-nya”. Franquin langsung membalas, “Ini
schtroumpf-nya – kalau kamu sudah selesai mengambil schtroumpf,
schtroumpf kembali padaku”. Begitu lucunya kata ini saat itu, Peyo dan
Franquin kemudian bercakap-cakap dalam bahasa schtroumpf untuk dua
hari lamanya dan menjadi landasan bahasa yang digunakan dalam komik
baru Peyo. Kata ini kemudian ‘dipermudah’ menjadi Smurf ketika masuk Belanda dan kata itu pulalah yang menyebar ke seluruh dunia.
Meninggalnya
Peyo pada tahun 1992 tidak menyebabkan produksi komik Smurf
terhenti, asisten Peyo melanjutkan para karakter fenomenal ini untuk
meraup kesuksesan demi kesuksesan. Seperti halnya komik terkenal
lain, Smurf juga diterjemahkan ke permainan video games, film animasi
(terkenal di Amerika Serikat melalui seri Hanna-Barbera), taman
hiburan, pernak-pernik dan berbagai macam media lain. Akhir tahun
2010, film Smurf akan diluncurkan dengan setting Manhattan (ini
tentunya karena film tersebut diproduksi oleh Hollywood) dengan para
Smurf dibuat secara animasi 3D (mirip film Garfield dan Scooby-Doo).
2. ASTERIX
Sekitar abad 50 SM, Romawi hampir menguasai seluruh Galia. Hampir,
karena masih ada satu desa kecil yang terus melakukan perlawanan.
Desa kecil di wilayah pantai barat di kawasan Galia ini adalah
satu-satunya desa yang menolak tunduk kepada Romawi yang pada saat itu
berada di bawah kepemimpinan Julius Caesar walaupun
posisinya dikepung oleh kamp-kamp Romawi. Desa kecil ini berani
melakukannya karena memiliki jamu ampuh yang mampu meningkatkan
kekuatan fisik peminumnya hingga berlipat-lipat ganda, ramuan ini
membuat mereka tidak takut pada siapapun dan hanya takut jika langit
runtuh menimpa mereka.
Bintang dari segala bintang desa kecil Galia itu adalah duo pahlawan desa: Asterix yang bertubuh kecil namun cerdik dan lincah serta Obelix yang gendut dan konon pernah kecemplung ke dalam kuali berisi ramuan ajaib yang menyebabkannya punya kekuatan yang everlasting, dalam petualangan mereka kadang ikut juga anjing mungil Obelix yang bernama Idefix.
Petualangan Asterix dimulai menjelang akhir bulan Oktober 1959 – tepatnya pada tanggal 29, penulis komik René Goscinny dan kompatriotnya Albert Uderzo akhirnya meluncurkan Asterix melalui majalah komik Pilote. Sebelum memperoleh ide tentang Asterix, Goscinny dan Uderzo (yang sebelumnya sukses dengan kisah komik Indian Amerika bernama Hoempa-pa)
berulangkali harus meramu ide untuk komiknya yang baru. Ide
cemerlang itu akhirnya datang setelah keduanya meriset satu tokoh
sejarah Galia bernama Vercingétorix yang menjadi pahlawan lokal
karena berani melakukan perlawanan terhadap Julius Caesar menjelang
akhir Perang Galia.
Kisah
petualangan Asterix dan Obelix yang dibumbui komedi yang kental dalam
komik ini menjadi sangat menarik karena kadang memasukkan
unsur-unsur sejarah, legenda, peristiwa dan tokoh-tokoh terkenal
kedalamnya seperti misalnya kisah cinta Julius Caesar – Cleopatra
yang beraroma politis dan kisah di balik masa-masa awal Olimpiade.
Komik ini juga memiliki supporting cast hebat yang sangat
berkarakter, mulai dari Panoramix si dukun super sakti, pemimpin desa
Abraracourcix yang gemar ditandu, Assurancetourix pemusik desa yang
sekali memetik dawai akan mengakibatkan hujan lebat dan lain
sebagainya. Ide unik yang digunakan dalam komik ini adalah penggunaan
akhiran –ix untuk nama-nama tokoh dari Galia dan akhiran –us untuk
tokoh dari Romawi. Nama-nama para tokohnya berbeda dari satu negara
penerjemah ke penerjemah lain, termasuk Indonesia yang sering
memasukkan kata-kata Jawa ke dalam nama para tokohnya. Bayangkan saja
ada tokoh Romawi bernama ‘Bocahkemayus’ dan tokoh mata-mata Galia
bernama ‘Nolnolpituix’.
Meninggalnya
Goscinny di tahun 1977 membuat Asterix menghilang cukup lama dari
peredaran sebelum dilanjutkan untuk beberapa seri oleh Uderzo yang
kemudian juga merangkap sebagai penulis. Usia yang sudah lanjut membuat
Uderzo memutuskan untuk menyerahkan hak cipta dan kreasi Asterix
pada tim generasi baru yang telah ia tunjuk. Kesuksesan Asterix
membuatnya bukan lagi hanya sekedar kreasi komik, para prajurit Galia
yang gagah berani ini telah menjelma dalam film animasi dan adaptasi
teatrikal serta layar lebar, cerita radio, hingga ke penciptaan
sebuah taman hiburan di kawasan Perancis utara. Romawi ‘gagal’
menaklukkan seluruh Galia, tapi Asterix sukses memikat hati Eropa dan
dunia.
1. KISAH PETUALANGAN TINTIN
Tidak ada pertanyaan siapa yang nomor satu di daftar ini, karena posisi ini sudah absolut untuk satu seri komik yakni Kisah Petualangan Tintin
yang dibintangi Tintin sang wartawan berjambul dan kawan-kawannya
yang memiliki karakterisasi hebat: Kapten Haddock yang pemarah dan
sering melontarkan sumpah serapah aneh ala bajak laut, Profesor
Calculus yang tuli namun amat jenius, detektif kembar Thomson dan
Thompson (dengan p seperti pisang) yang konyol hingga Snowy si anjing
cerdik yang selalu menemani Tintin kemanapun dia pergi. Tintin
mungkin adalah yang impor komik Eropa terbaik yang pernah diciptakan
dan masuk ke Indonesia.
Kisah petualangan Tintin diciptakan oleh seorang Belgia bernama Georges Rémy yang menggunakan nama pena Hergé. Komik strip ini muncul pertama kali di suplemen khusus anak Le Petit Vingtième yang muncul di surat kabar Le XXe Siècle
pada tanggal 10 Januari 1929. Gaya khas komik Hergé yang bersih dan
rapi dengan cerita petualangan sang wartawan yang sebelumnya diriset
secara mendalam oleh penciptanya berhasil mencuri hati jutaan
pembacanya. Dengan cerdas Hergé mencampuraduk petualangan dengan
misteri, fantasi, komedi, thriller politik hingga ke fiksi
ilmiah, Tintin berpetualang ke seluruh penjuru bumi, mulai dari Eropa,
Asia, Tibet hingga Amerika bahkan suatu ketika juga pernah
berpetualang di bulan! Kisah aksi-komedi yang lintas usia dengan
humor-humor slapstick dan intrik yang ringan membuat kisah
petualangan Tintin nyaman dibaca tanpa harus terpengaruh pada situasi
dan kondisi. Begitu hebatnya Tintin, bahkan Dalai Lama sekalipun
pernah memberikan penghargaan untuk cerita Tintin di Tibet.
Perjalanan
Hergé bukannya tanpa masalah, pendudukan Belgia oleh Jerman pada
Perang Dunia II menyebabkan suratkabar tempat Tintin diterbitkan
ditutup. Dua buku kisah petualangan Tintin yaitu Tintin di Amerika dan Pulau Hitam
dibreidel oleh Nazi karena menceritakan dua lokasi seteru Nazi di
PDII yakni Inggris dan Amerika. Namun karena tak mau berhenti begitu
saja, Hergé melanjutkan Tintin di suratkabar Jerman dan berhasil
menerbitkan karya legendaris seperti Rahasia Kapal Unicorn dan Harta Karun Rackham Merah disusul Bintang Jatuh. Hal ini justru membuat Hergé sempat dituduh sebagai mata-mata karena bekerja untuk media Jerman.
Hergé meninggal pada tanggal 3 Maret 1983 pada usia 76 tahun dan meninggalkan kisah petualangan Tintin ke-24 yang berjudul Tintin and The Alph-Art
berbentuk sketsa tak terselesaikan dengan akhir menggantung, karena
Hergé tidak mengijinkan Tintin dirilis oleh penulis dan pelukis lain,
Tintin tidak lagi dilanjutkan oleh siapapun. Namun demikian, ke-23
judul lain Tintin sebenarnya telah cukup untuk menaklukkan dunia.
Selain format komik, Tintin pernah muncul melalui game, radio, teater,
film seri kartun hingga film layar lebar dan media lain. Begitu
ngetopnya Tintin hingga dua sutradara legendaris Steven Spielberg dan
Peter Jackson telah berkolaborasi untuk membuat film animasi 3D
Tintin yang rencananya akan dirilis pada tahun 2011 dengan mengambil
alur cerita kisah ‘Harta Karun Rackham Merah’.
Itulah tadi daftar 7 Komik Eropa Yang Pernah Berjaya di Indonesia.
Hm… kok rasanya ada yang belum disebutkan, ya? Benar sekali…
tentunya masih banyak komik Eropa lain yang juga begitu berkesan bagi
pembacanya di Indonesia. Saya berencana membuat lanjutan dari
artikel ini dalam beberapa hari ke depan untuk membahas tujuh komik
lain. Tunggu saja ya… dibantu ya… tolong ya… bim salabim jadi apa…
prok prok prok…
wah keren-keren komiknya, semua komik yang ada di blog ini sudah semuanya dilihat :D
ReplyDeletethanks udah berkunjung ya sob :D
ReplyDeleteTintin dan Asterix paling terkenal
ReplyDelete