Friday 9 March 2012

9 Mitos tentang Euthanasia

  
Masyarakat internasional tak jarang mengerutkan alis soal Undang Undang Euthanasia Belanda. “Melakukan euthanasia di Belanda sangat mudah,” kata para penentang di media internasional.
Para lansia tidak terjamin keselamatannya di rumah sakit. Bahkan dibangun klinik khusus, tempat orang bisa mengakhiri hidup jika sudah bosan hidup. Kisah-kisah mengerikan memang. Bagaimana cerita sebenarnya?

Mitos 1: Euthanasia sangat mudah di Belanda.
Undang Undang Euthanasia berusia sepuluh tahun April mendatang. UU ini memungkinkan orang mengakhiri hidup dengan bantuan dokter.

Pasien itu sendiri yang harus meminta untuk diakhiri hidupnya, dan dia harus menderita sakit tidak tertahankan - seperti penyakit yang tidak dapat disembuhkan - atau menderita masalah psikologis yang tidak tertahankan. Semua kasus ini harus dilapor terlebih dahulu pada komisi penguji euthanasia.

Euthanasia dan mengakhiri hidup dengan bantuan, pada prinsipnya dilarang dan dapat dikenai hukuman maksimal 12 tahun penjara. Putusan itu dibatalkan jika pasien memenuhi semua syarat yang tertera dalam Undang Undang Euthanasia.


Mitos 2: Orang lansia lebih memilih dirawat di rumah sakit di luar negeri karena takut dibunuh dokter di rumah sakit negeri sendiri.
Rumah sakit tidak boleh secara sepihak mengakhiri hidup seseorang. Orang Belanda kadang-kadang memilih dirawat di rumah sakit di luar negeri, karena bisa lebih cepat menjalani operasi atau perawatan tertentu.


Mitos 3: Seorang anak bisa memutuskan agar dokter mengakhiri hidup orang tuanya sehingga mendapatkan warisan.
 
Anak tidak berwenang memutuskan tindakan euthanasia pada orangtua. Euthanasia hanya boleh diterapkan jika pasien sendiri, dengan penuh kesadaran, beberapa kali menunjukkan tidak mau meneruskan hidup dalam kondisi tertentu.

Keinginan itu harus diungkapkan secara lisan dan tertulis kepada dokter. Dan dokter itu harus menyimpan rahasia pasiennya.

Harus dibuktikan pula bahwa pasien mengidap penyakit yang tak dapat disembuhkan. Orang yang menderita amnesia atua pikun, tidak bisa memohon euthanasia, karena tidak lagi bisa melakukan itu dengan penuh kesadaran.

Namun, orang bisa juga menulis pernyataan bahwa ia ingin menjalani euthanasia di masa sebelum ia mengidap amnesia. Anggota keluarga kemudian bisa mengawawasi pelaksanaan euthanasia orangtuanya.


Mitos 4: Belanda akan memiliki klinik, tempat orang bisa mengakhiri hidupnya.
Dalam paruh kedua tahun ini, Asosiasi Mengakhiri Hidup Sendiri NVVE membuka klinik untuk orang yang ingin mengakhiri hidup. Pasien bisa datang ke sini jika memenuhi semua kriteria seperti yang tertera dalam Undang Undang Euthanasia, namun dokter tidak mau membantu dia mengabulkan permintaan tersebut.

Setelah permohonan untuk dirawat di klinik itu, pasien diskrining terlebih dahulu dan dikunjungi seorang dokter dan perawat. Mereka menyelidiki dengan cermat apakah pasien benar-benar memenuhi kriteria Undang Undang Euthanasia.

Jika permohonan euthanasia diizinkan, maka akan dilihat apakah pasien bisa meninggal di rumah sendiri. Jika tidak mungkin, dia bisa datang ke klinik. Klinik ini menjadi bagian NVVE dan resmi diakui di Belanda.


Mitos 5: Tim keliling datang ke rumah untuk mengakhiri hidup orang.\
Mulai 1 Maret, sebanyak enam tim keliling aktif di Belanda. Tim NVVE ini terdiri dari seorang dokter dan perawat yang atas permintaan pasien, mendatangi di rumah dia. Itu bisa dilakukan jika dokter yang menangani pasien tidak bisa, atau menolak melakukan atau membantu mengakhiri hayat pasien, sementara pasien itu sendiri memenuhui semua kriteria yang tertera dalam undang undang.

Konsulen independen akan melihat apakah itu memang kasusnya. Kalau demikian, euthanasia akan dilakukan di rumah.


Mitos 6: Warga Belanda pakai ikat tangan untuk menunjukkan mereka tidak mau diakhiri hidupnya.
Pernyataan tersebut baru-baru ini disampaikan calon presiden Republiken Rick Santorum. Menurutnya orang lansia di Belanda mengenakan ikat tangan bertuliskan "Geen euthanasie, alstublieft" (Mohon jangan lakukan euthanasia pada diri saya).

The Washington Post meneliti ungkapan capres dan menenangkan warga Amerika. Pernyataan Santorum sama sekali tidak benar. Lalu dari mana capres Amerika Serikat itu mendapatkan informasi itu?

Rumah sakit Albert Schweitzer di Dordrecht, menerapkan sistem ikat tangan. Pasien yang tidak mau direanimasi diberi ikat tangan berwarna merah. Dokter langsung dapat melihat pasien mana yang tidak menginginkan reanimasi.


Mitos 7: "Tiap tahun sepuluh persen warga Belanda meninggal karena euthanasia dan sering dipaksa untuk itu."
Pada 2010 jumlah orang Belanda yang meninggal 136.058 orang dari 16,5 juta total penduduk Belanda. Pada tahun 2010 dilaporkan jumlah euthanasia sukarela sebanyak 3136. Berarti baru 2,3 persen, masih jauh dari 10 persen.

Berdasarkan penelitian terakhir (2007), kasus yang dilaporkan jumlahnya sekitar 80 persen
.

Mitos 8: Semua orang bisa ke Belanda untuk mengakhiri hayatnya.
Ini terbaca di situs Cina Sina.com. Supaya bisa memohon euthanasia di Belanda, seseorang harus tunduk di bawah hukum bawah. Orang asing tidak bisa datang ke Belanda untuk melakukan euthanasia.

Menurut aturan, sang pasien yang mengajukan permohonan euthanasia, harus berdasarkan sukarela dan sudah mempertimbangkannya secara matang, bahwa kehidupannya sudah sangat menderita dan tidak ada harapan hidup lagi. Untuk bisa menilai ini semua, dokter harus benar-benar mengenal pasien terkait.


Mitos 9: Orang tua bisa memohon euthanasia buat anak mereka yang cacat.
Euthanasia bagi anak kecil atau bayi yang terbatas harapan hidupnya memang terjadi Belanda. Karena anak-anak ini tidak mengajukan permohonan sendiri untuk mengakhiri hayat atau meminta izin untuk itu, maka ini namanya bukan euthanasia, tapi "mengakhiri hidup tanpa minta izin pasien".

Dokter dan orang tua anak terkait bisa memutuskan bersama untuk tidak melakukan atau meneruskan pengobatan, karena tidak ada gunanya atau karena tidak ada harapan hidup lagi.

Anak-anak antara umur 12 sampai 16 tahun yang mau melakukan euthanasia perlu izin orang tua atau wali. Remaja antara umur 16 sampai 17 tahun tidak perlu izin tersebut.

http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/article/sembilan-mitos-tentang-euthanasia

No comments:

Post a Comment

follow @Apaajaboooleh on twitter
kritik , saran dan masukan.. kirim ke apaajabooooleh@gmail.com..:)