Siapa yang tak terkagum dengan aksi Edgar Davids pada laga Starbol di Istora Senayan beberapa waktu lalu. Gocekan maut, skill bagus dan goyangan pesepakbola ala Amerika Latin telah menyihir seluruh penonton baik yang menyaksikan langsung maupun melalui layar kaca. Edgar Davids dalam Starbol memang pemain yang sudah veteran. Pada masa kini, Lionel Messi (Barcelona – Argentina) dan Cristiano Ronaldo (Real Madrid – Portugal) bisa menjadi contoh aksi-aksi memukau pesepakbola masa kini setelah menurunnya seni samba dalam beberapa tahun terakhir. Pasca Ronaldinho Gaucho, Brazil sudah tidak lagi menelurkan pemain berbakatnya dalam mempertujukkan olah bola mumpuni ala tarian samba. Setelah masa Messi dan Ronaldo, mungkinkah akan muncul pesepakbola dengan seni tinggi seperti mereka?
Ya, ada. Bahkan jangan terlalu jauh ke Amerika Latin atau Eropa. Di Indonesia, seorang bocah berumur tujuh tahun telah mempertontonan aksi luar biasa dalam skill bermain sepakbola. Digadang-gadang menjadi calon bintang sepakbola masa depan Indonesia, bocah ini memang memiliki kemampuan di atas rata-rata yang sedikit banyak mirip seniornya, Lionel Messi.
Tristan Alif Naufal, adalah nama lengkap pemain kecil ini. Semua mengenalnya ketika ia bersekolah sepakbola di SSB Liverpool Academy Indonesia. Dan kemudian, pada tanggal 3 Maret 2012, aksinya diabadikan dalam sebuah video yang diunggah di Youtube berjudul “Tristan Alif Naufal (Indonesia Football Star on The Making)”. Hingga tulisan ini dibuat, sudah hampir 2000 orang menyaksikannya melalui link di situs video terbesar di dunia ini.
Dalam video yang bedurasi lebih dari empat menit ini, Alif mempertontonkan aksi yang hebat dengan gocekan-gocekan maut serta melewati para pemain lawan dengan mudah. Skill olah bola dan mengontrol bola ditunjang dengan kecepatan lari yang lincah membuat Alif pantas disejajarkan dengan Leo Messi. Dalam video juga ditunjukkan butuh empat pemain untuk menghentikan aksi ‘gila’nya ini. Semua skill dan trik pesepakbola sepertinya sudah dikuasainya termasuk tembakan maut yang menjebol gawang lawan dan umpan-umpan matang kepada rekan setimnya.
Meskipun tubuhnya terlihat kecil, namun itu memang bentuk fisik seusianya. Dalam video terlihat bahwa Alif kalah body dengan para pemain lawan. Namun, sejatinya para lawan berumur 2-3 tahun di atas Alif. Ini juga menjadi nilai plus kemiripan Alif dengan Messi. Messi memang terlihat lebih mungil dibanding para pemain Eropa dan dunia pada umumnya.
Tristan Alif Naufal yang menurut sumber di facebook adalah putra dari H. Muhammad, memang baru berusia 7 tahun. Namun, dengan skill seperti itu, Alif bisa menjadi seorang pemain besar di masa mendatang. Para scout klub papan atas Eropa harus lebih peka dengan kemunculan Indonesian Messi ini jika tidak ingin terlambat. Bagi PSSI, sebaiknya seorang Alif diperkenankan dan dibantu untuk bisa belajar di luar negeri dan mengembangkan bakatnya ini.
Mengapa tidak di Indonesia? Semua pihak mungkin setuju, apabila kompetisi liga di Indonesia yang masih karut marut seperti ini tidak pantas untuk pemain seperti Alif. Irfan Bachdim, Kim Kurniawan dan mungkin Diego Michiels terlihat lebih menurun kualitasnya pasca memperkuat klub local di Indonesia. Bukan menyalahkan pembinaan klub itu, namun tidak bisa dipungkiri bahwa pembinaan dan peningkatan bakat lebih menonjol dan lebih bagus di Eropa yang merupakan gudangnya pemain berbakat dan kompetisi berkualitas.
So, jangan anggap remeh kejadian seperti ini. Ingat, Indonesia pernah punya Hanif Sjahbani di Manchester United. Dan kini apakah Tristan Alif akan mengikuti jejak ‘senior’nya ke Barcelona?
http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/03/07/ini-dia-lionel-messi-nya-indonesia/
No comments:
Post a Comment
follow @Apaajaboooleh on twitter
kritik , saran dan masukan.. kirim ke apaajabooooleh@gmail.com..:)