California - Apa yang membuat Anda menghentikan aktivitas online: cokelat, alkohol, atau hubungan intim? Bagi pecandu internet, mereka lebih memilih tidak mendapatkan itu semua ketimbang kehilangan koneksi internet.
Sebuah studi yang dihajat University of Maryland menunjukkan, para pecandu internet lebih memilih kehilangan bentuk-bentuk kenikmatan dasar ketimbang harus off-line. Satu dari lima pria dan wanita lebih memilih tidak melakukan hubungan intim ketimbang harus kehilangan kesempatan online untuk jangka waktu yang sama.
Peneliti menemukan 83 persen responden menyatakan merelakan fast food kegemarannya ketimbang tak boleh online. Simpulan lain: satu dari tujuh pengopi memilih hidup tanpa kopi, 73 penggemar alkohol lebih memilih meninggalkan alkohol ketimbang harus meninggalkan internet.
"Mereka lebih memilih tak mendapatkan cokelat atau kesempatan berhubungan seksual dengan lawan jenis selama setahun ketimbang harus off-line selama setahun," demikian simpulan penelitian.
Penelitian dilakukan terhadap 1.000 responden di tiap negara industri anggota G-20 termasuk Inggris dan AS, atau sebanyak 20 ribu responden. Studi itu memancing perdebatan betapa hidup kita saat ini sudah sangat tergantung pada Internet, khususnya media sosial dan ponsel.
Menurut prediksi Boston Consulting Group, pada 2016 sekitar 5 persen GDP di negara yang ekonominya paling kuat di dunia itu akan disumbang oleh Internet, atau setara 2,6 triliun poundsterling ( 1 poundsterling setara Rp 14.600).
Pada tahun yang sama 3 miliar penduduk dunia akan terkoneksi dengan internet. Saat ini, angka penduduk dunia berakses internet sekitar 1,9 miliar.TEMPO.CO
Sebuah studi yang dihajat University of Maryland menunjukkan, para pecandu internet lebih memilih kehilangan bentuk-bentuk kenikmatan dasar ketimbang harus off-line. Satu dari lima pria dan wanita lebih memilih tidak melakukan hubungan intim ketimbang harus kehilangan kesempatan online untuk jangka waktu yang sama.
Peneliti menemukan 83 persen responden menyatakan merelakan fast food kegemarannya ketimbang tak boleh online. Simpulan lain: satu dari tujuh pengopi memilih hidup tanpa kopi, 73 penggemar alkohol lebih memilih meninggalkan alkohol ketimbang harus meninggalkan internet.
"Mereka lebih memilih tak mendapatkan cokelat atau kesempatan berhubungan seksual dengan lawan jenis selama setahun ketimbang harus off-line selama setahun," demikian simpulan penelitian.
Penelitian dilakukan terhadap 1.000 responden di tiap negara industri anggota G-20 termasuk Inggris dan AS, atau sebanyak 20 ribu responden. Studi itu memancing perdebatan betapa hidup kita saat ini sudah sangat tergantung pada Internet, khususnya media sosial dan ponsel.
Menurut prediksi Boston Consulting Group, pada 2016 sekitar 5 persen GDP di negara yang ekonominya paling kuat di dunia itu akan disumbang oleh Internet, atau setara 2,6 triliun poundsterling ( 1 poundsterling setara Rp 14.600).
Pada tahun yang sama 3 miliar penduduk dunia akan terkoneksi dengan internet. Saat ini, angka penduduk dunia berakses internet sekitar 1,9 miliar.TEMPO.CO
follow @Apaajaboooleh on twitter
kritik , saran dan masukan.. kirim ke apaajabooooleh@gmail.com..:)