Tuesday 10 April 2012

5 Hal yang membuat anda harus Berhenti Bekerja


Ada saatnya ketika suatu waktu, saat kita tidak ingat lagi kapan terakhir kali pergi ke kantor dengan rasa bahagia. Pada saat itu, rekan kerja akan terlihat seperti robot. Jiwa kita seperti teracuni.

Namun terkadang sebelum menyadari hal ini, kita membuang waktu untuk mengatasi masalahnya. Kita berusaha menemukan cara untuk mengurangi kesengsaraan ini. Namun hal ini tidak juga berhasil dan hidup kita tetap menderita. Bagian tersulit dari semua ini adalah memahami bahwa sesungguhnya, tidak ada lagi yang bisa diperbaiki.


Bagaimana kita tahu masalah apa di pekerjaan kita yang sebenarnya tidak bisa diatasi? Berdasarkan pengalaman dosen spesialis program akademik di Florida State University, Brent Miller, masalah yang paling merusak pekerjaan kita adalah orang-orang yang datang dari lingkungan sekitar. Miller membagikan lima masalah fundamental di dunia kerja berdasarkan pengalamannya sebagai dosen.


Berikut daftar lima masalah paling dominan yang membuat Anda harus berhenti bekerja.



1. Kurang Uang


Miller berkisah, fakultas tempat dia bekerja sepertinya kekurangan uang setiap tahun. Pada akhirnya kampusnya bisa merumahkan karyawan. Jumlah mahasiswa yang diajarkan seorang dosen akan bertambah. Sementara staf lainnya terlalu banyak bekerja namun upah kurang.


Administrator bisa bekerja sendirian karena tidak ada staf yang membantu. Saat bagian keuangan berjuang untuk mendapatkan dana segar, anggaran keuangan justru stabil dari tahun ke tahun.


Jika departemen tempat kamu bekerja tidak bisa 'mengisi pundi-pundi' itu segera, hal ini tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Saat itu, pikirkan tempat kerja baru.




2. Kepemimpinan yang Mengerikan


Ada bos yang kepemimpinannya sangat buruk. Siapa yang menderita jika dipimpin orang seperti itu? Tentunya karyawan yang dibawahi. Sayangnya, kamu tidak bisa memecat sang bos.


Tapi bos bisa membuatmu menderita ketimbang memecat kamu. Bos yang tidak kompeten bisa menggagalkan setiap pekerjaan yang kamu lakukan. Untuk setiap kemajuan yang kamu buat, 'kepemimpinan' sang bos bisa menyeret kamu mundur dua langkah. Seorang bos yang kejam bisa membuat kamu merasa tidak seperti manusia.


Tidak hanya bos, 'orang-orang mengerikan' ini bisa berasal dari rekan kerja. Dan sayangnya hal ini tidak bisa hilang dengan sendirinya. Kita harus menanggungnya selama masih berada di lingkungan yang sama.




3. Anda tidak Bisa Membuat Perbedaan


Miller berkisah, pekerjaan pertamanya adalah menjadi guru di kumpulan siswa. Setelah bekerja selama setahun, Miller memutuskan berhenti bekerja. Dia melihat pekerjaan membuatnya tidak bisa melakukan perubahan. Padahal hal itu kerap dia bicarakan bersama siswanya.


Miller berhenti bekerja karena ingin pekerjaannya memiliki arti. Selain itu, dia merasa tidak bahagia saat bekerja.


Pengalaman Miller selama mengajar membuktikan, rasa frustasi muncul saat kondisi internal kampus membuat pekerjaannya tidak bisa memperbaiki kehidupan mahasiswa. Ini sama seperti kehidupan seorang peneliti, yang memiliki ide brilian tapi tidak memiliki sumber daya untuk melakukannya.


Saat itu, situasi dan keinginan peneliti untuk memperbaiki dunia akademis tidak sinkron. Pada akhirnya, sang peneliti akan memahami berada di lingkungan pekerjaan yang bisa membuatnya bisa memberikan dampak nyata atau tidak.




4. Bosan Karena Salah Pilih Profesi


Rasa bosan sama seperti ombak menuju pantai. Mereka bergerak perlahan-lahan, sedikit demi sedikit, tapi akhirnya menyapu pantai. Miller mengisahkan, kebosanan dialami dosennya di perguruan tinggi yang terjebak dalam pekerjaan membosankan.


Salah satu pengajar mengaku tidak suka mengajar dan sebenarnya hanya ingin meneliti. Sang dosen mengajar karena terpaksa. Tidak heran sang profesor dinilai dosen yang buruk. Hal sebaliknya bisa terjadi pada dosen yang dipaksa untuk meneliti padahal sebenarnya ingin mengajar.


Jika terjebak dalam situasi tersebut, kamu akan menyesal kenapa menerima pekerjaan itu sejak awal. Namun sayangnya karena mendapatkan pekerjaan sangat sulit, kita terkadang menerima pekerjaan apapun. Dan sayangnya, pekerjaan tidak bisa kita ubah sesuka hati.


Pada akhirnya, kamu harus mengaku telah melakukan kesalahan dan segera ambil jalan keluar.




5. Tidak Ada Ruang untuk Naik Jabatan


Banyak orang yang bekerja di posisi sama selama puluhan tahun. Bahkan pengalaman Miller menunjukkan, banyak akademisi yang puas melakukan pekerjaan sama selama 30 tahun. Namun beberapa orang, bagaimanapun, tidak mendambakan 'keamanan' posisi itu.


Mungkin tempat kerja Anda kecil lingkupnya dan menerima pegawai setiap tahun. Ada juga beberapa institusi yang memiliki 'budaya' mempekerjakan kandidat luar.


Dalam kasus tersebut, tangga karier kerap menjadi tumpul. Maka satu-satunya cara untuk bergerak ke atas alias naik jabatan adalah pindah kerja. Umumnya, 'rumput yang lebih hijau' merupakan institusi yang lebih besar dengan proses penerimaan yang sering dibuka.


Pada akhir kesimpulannya, Miller menilai sudah selayaknya kamu tidak menghabiskan waktu yang sangat berharga untuk pekerjaan yang secara fundamental tidak membuat bahagia. Masalah kecil memang bisa diperbaiki, tapi yang utama seperti lima di atas, biasanya sistemik.


Dan umumnya masalah sistemik tidak dapat diselesaikan oleh satu orang, dan tidak bisa hilang begitu saja. Pindah ke institusi baru, meski awalnya menakutkan, merupakan cara terbaik untuk mendapatkan kembali kariermu.

www.kaskus.us/showthread.php?t=13900708

No comments:

Post a Comment

follow @Apaajaboooleh on twitter
kritik , saran dan masukan.. kirim ke apaajabooooleh@gmail.com..:)