Depok - Di kawasan Kukusan, Beji, Depok, ada sebuah sajian unik bagi para penggemar bakso, letaknya tak jauh dari perempatan Kukusan, di situ berdiri sebuah warung bakso kecil yang cukup terkenal.
Bakso yang dijual di sini tergolong unik karena bentuknya yang tidak biasa, yaitu kotak. Berbeda dengan bentuk bakso biasanya yang berbentuk bulat ataupun gepeng, warung bakso ini diberi nama Bakso Kotak Palakali.
Nama warung ini disebabkan karena terletak di Jl. Palakali no.57 . Awalnya usaha ini dirintis oleh seorang mahasiswa Universitas Indonesia yang berasal dari Solo. Ia dan teman-temannya membuka usaha bersama untuk memenuhi biaya hidup di rantau pada tahun 2005.
Usaha ini sukses menjadikannya sarjana, namun setelah lulus, usaha ini lalu dilanjutkan oleh kakaknya, Rohman.
Tetapi awal terciptanya bakso kotak dimulai saat sedang boomingnya bakso gepeng. Rohman bercerita, lalu ia dan teman-temannyapun berusaha menghasilkan bentuk lain dari bakso. Terinspirasi dari program komputer untuk mendesain yang dipakainya setiap hari dalam perkuliahan (Auto-Cad), ia menciptakan bakso kotak.
Pembuatan bakso kotak sendiri tidaklah terlalu sulit dan hampir sama dengan bakso biasanya. Bila bakso dibuat bulat-bulat dengan tangan, maka bakso kotak dibentuk dengan cetakan yang dibuat sendiri.
"Kami membuat sendiri cetakannya, ada enam cetakan untuk membuat bakso kotak,” ujar Joko, selaku pencetak bakso kotak sekaligus keponakan Rohman.
Bakso ini dicetak dengan ukuran sekitar 5x2x2 cm. Menurut sang penjual, setiap harinya ia membutuhkan kurang lebih 20 kilogram daging untuk membuat semua bakso, termasuk bakso kota.
Warung ini buka mulai dari pukul 10 pagi hingga pukul 21.30 malam.
Harga yang ditawarkan pun tidak menguras kantong. Satu porsi bakso kotak dijual seharga Rp 7.000 saja, kalau tidak sanggup menghabiskan semuanya, pembeli juga bisa memesan setengah porsi dengan harga Rp 4.000. Murah kan...?
Bakso yang dijual di sini tergolong unik karena bentuknya yang tidak biasa, yaitu kotak. Berbeda dengan bentuk bakso biasanya yang berbentuk bulat ataupun gepeng, warung bakso ini diberi nama Bakso Kotak Palakali.
Nama warung ini disebabkan karena terletak di Jl. Palakali no.57 . Awalnya usaha ini dirintis oleh seorang mahasiswa Universitas Indonesia yang berasal dari Solo. Ia dan teman-temannya membuka usaha bersama untuk memenuhi biaya hidup di rantau pada tahun 2005.
Usaha ini sukses menjadikannya sarjana, namun setelah lulus, usaha ini lalu dilanjutkan oleh kakaknya, Rohman.
Tetapi awal terciptanya bakso kotak dimulai saat sedang boomingnya bakso gepeng. Rohman bercerita, lalu ia dan teman-temannyapun berusaha menghasilkan bentuk lain dari bakso. Terinspirasi dari program komputer untuk mendesain yang dipakainya setiap hari dalam perkuliahan (Auto-Cad), ia menciptakan bakso kotak.
Pembuatan bakso kotak sendiri tidaklah terlalu sulit dan hampir sama dengan bakso biasanya. Bila bakso dibuat bulat-bulat dengan tangan, maka bakso kotak dibentuk dengan cetakan yang dibuat sendiri.
"Kami membuat sendiri cetakannya, ada enam cetakan untuk membuat bakso kotak,” ujar Joko, selaku pencetak bakso kotak sekaligus keponakan Rohman.
Bakso ini dicetak dengan ukuran sekitar 5x2x2 cm. Menurut sang penjual, setiap harinya ia membutuhkan kurang lebih 20 kilogram daging untuk membuat semua bakso, termasuk bakso kota.
Warung ini buka mulai dari pukul 10 pagi hingga pukul 21.30 malam.
Harga yang ditawarkan pun tidak menguras kantong. Satu porsi bakso kotak dijual seharga Rp 7.000 saja, kalau tidak sanggup menghabiskan semuanya, pembeli juga bisa memesan setengah porsi dengan harga Rp 4.000. Murah kan...?
follow @Apaajaboooleh on twitter
kritik , saran dan masukan.. kirim ke apaajabooooleh@gmail.com..:)